Senin, 30 November 2009

ARTI PENDIDIKAN

Jika dasar kemanusiaan (komposisipenciptaan/fithrah) manusia tidak dapat berubah dan berganti, lalu apa arti dari suatu pendidikan?

Telah kita singgung terdahulu bahwa pendidikan atau tarbiyah berasal dari kata "rabaa-yarbuu-riban wa rabwah" yang berarti "berkembang, tumbuh, dan subur". Dalam Al Qur''an, kata "rabwah" berarti bukit-bukit yang tanahnya subur untuk tanam-tanaman. Lihat QS: Al Baqarah:265. Sedangkan kata "riba" mengandung makna yang sama. Lihat QS: Ar Ruum:39.
Dengan pengertian ini jelas bahwa mendidik atau "rabba" bukan berarti "mengganti" (tabdiil) dan bukan pula berarti "merubah" (taghyiir). Melainkan menumbuhkan, mengembangkan dan menyuburkan, atau lebih tepat "mengkondisikan" sifat-sifat dasar (fithrah) seorang anak yang ada sejak awal penciptaannya agar dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Jika tidak, maka fithrah yang ada dalam diri seseorang akan terkontaminasi oleh "kuman-kuman" kehidupan itu sendiri. Kuman-kuman kehidupan inilah yang diistilahkan oleh hadits tadi dengan "tahwiid" (mengyahudikan) "tanshiir" (menasranikan) dan "tamjiis" (memajusikan). Pada hadits yang lain disebutkan "ijtaalathu as Syaithaan" (digelincirkan oleh syetan).
Kuman-kuman kehidupan atau meminjam istilah hadits lain "duri-duri perjalanan" (syawkah) tentu semakin nyata dan berbahaya di zaman dan di mana kita hidup saat ini.

MUSEUM

Museum sebagai Sumber Pembelajaran
Sebagai lembaga yang menyimpan, memelihara serta memamerkan hasil karya, cipta dan karsa manusia sepanjang zaman, museum merupakan tempat yang tepat sebagai Sumber Pembelajaran bagi kalangan pendidikan, karena melalui benda yang dipamerkannya pengunjung dapat belajar tentang berbagai hal berkenaan dengan nilai, perhatian serta peri kehidupan manusia.
Kegiatan observasi yang dilakukan oleh siswa di Museum merupakan batu loncatan bagi munculnya suatu gagasan dan ide baru karena pada kegiatan ini siswa dirangsang untuk menggunakan kemampuannya dalam berfikir kritis secara optimal. Kemampuan berfikir siswa tersebut menurut Takai and Connor (1998), meliputi :
a.kemampuan mengenal persamaan dan perbedaan pada objek yang diamati
b. Identifying and Classifying (kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati pada kelompok seharusnya).
c. Describing (kemampuan menyampaikan deskripsi secara lisan dan tulisan berkenaan dengan objek yang diamati).
d. Predicting (kemampuan untuk memprakirakan apa yang terjadi berkenaan dengan objek yang diamati).
e. Summarizing (kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang diperoleh di Museum dalam sebuah laporan secara singkat dan padat).
Kemampuan berpikir tersebut tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa adanya bimbingan dan pembinaan yang memadai dari gurunya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kemampuan berfikir kritis siswa melalui kegiatan kunjungan ke Museum, diantaranya :
a. Dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk materi tertentu, guru perlu sering mengajak, menugaskan atau menyarankan siswa berkunjung ke Museum guna membuktikan uraian dalam buku teks dengan melihat bukti nyata yang terdapat di museum. Kegiatan ini idealnya dilakukan dengan melibatkan siswa dalam jumlah yang tidak terlalu besar untuk mempermudah guru dan pemandu museum membimbing siswa saat mengamati koleksi museum.
b. Memberikan pembekalan terlebih dahulu kepada siswa sebelum melakukan kunjungan ke museu, terutama berkaitan dengan materi yang akan diamati. Kegiatan ini dilakukan agar pada diri siswa tumbuh rasa ingin mengetahui dan membuktikan apa yang diinformasikan oleh gurunya atau pemandu museum.
c. Menyediakan alat bantu pendukung pembelajaran bagi siswa, berupa lembar pannduan atau LKS yang materinya disusun sesingkat dan sepadat mungkin serta mampu menumbuhkan daya kritis siswa terhadap objek yang diamati.
d. Selama kunjungan guru dan atau pemandu museum berada dekat siswa untuk memberikan bimbingan dan melakukan diskusi kecil dengan siswa berkenaan dengan objek yang diamati.
e. Setelah kegiatan kunjungan, siswa diminta untuk membuat laporan berupa kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan ke museum, kemudian hasil tersebut didiskusikan dalam kelas.
f. Pada bagian akhir kegiatan, guru perlu melakukan evaluasi terhadap program kegiatan kunjungan tersebut sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan kunjungan tersebut.

Jumat, 20 November 2009

FUNGSI KHOTBAH

FUNGSI KHOTBAH
Fungsi Khotbah jumat antaralai sebagai berikut:
1. Khotbah jumat digunakan untukmenyampaikan ayat-ayat Alquran kepada jamaah dengan harapan agar jamaah mengingatnya
2. Khotbah jumat merupakan media dakhwah untuk menyam paikan berita gembira bagi kaum muslimin yang bertaqwa
3. Khotbah jumat dapat digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang diperlukan bagi jamaah jumat baik urusan agama maupun dunia.
4. Khotbah jumat merupakan media untuk mempersatukan umat islam, hal ini disebabkan karena khotbah itu sendiri mengndung ajaran kebersamaan.

ILMU TAUHID

Ilmu Tuhid
Menurut istilah Ilmu Tauhid, iman kepada Allah berarti mempercayai bahwa Allah itu Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan alam semesta dan segala isinya. Keyakinan tersebut diyakini oleh hati sanubari, diikrarkan oleh lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Hukum beriman kepada Allah adalah fardu’ain, Orang yang mengaku islam tapi tidak percaya terhadap Allah dianggap murtad (keluar dari Islam). Allah memiliki sifat-sifat yang wajib dan mustahil. Selain itu Allah memiliki nama-nama yang baik (Asmaul Husna).
Untuk membuktikan kebenarab sifat-sifat Allah dan Asmaul Husna diperlukan dua macam dalil yaitu dalil naqli (alas an yang bersumber kepada Al-quran dan hadis ) dan dalil aqli (alasan yang bersumber kepada akal pikiran yang sehat). Adapun fungsi iaman kepada Allah swt adalah sebagai berikut:
• Menyadarkan manusia untik selalu ingat kepada Allah swt. Manusia yang senan tiasa ingat Allah tentu akan memperoleh bannyak hikmah.

• Mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang betul-betul beriman tentu akan memiliki jiwa ihsan (keyakinan seakan –akan berhadapan dengan Allah atau perbuatannya selalu dilihat oleh Allah). Orang yang selalu berjiwa ihsan tentuakan senan tiasa bertakwa dan insya Allah akan memperoleh surga.